Hari yang cerah, kicauan burung yang begitu merdu, tetesan embun membasahi bumi tetapi begitu kontras dengan cuaca yang tetap dingin. Begitulah suasana di Enrekang Dusun Belalang, Kecamatan Anggeraja, Kabupaten Enrekang.
Seperti hari-hari biasa, pagi itu aktifitas begitu kental dengan banyaknya kendaraan yang lalu-lalang karena Dusun Belalang terletak pada jalan negara sehingga banyak kendaraan yang lewat, tetapi pagi di desa itu didominasi oleh siswa-siswi mulai dari TK-SMA, Pegawai, Karyawan dan bahkan yang paling kental di Desa tersebut adalah para Petaninya yang dengan semangat yang berkobar-kobar menuju ke sumber penghidupan mereka, tiada lain adalah bara'ba (bahasa daerah dari kebun).
07:15 WITA. Ruang hampa penuh debu, hening, hanya sekitar 3x4 meter, nuansa hijau dengan bordiran tiap sudutnya. Di sudut ruangan tersebut terpampang foto-foto gadis remaja, dan sepintas terlihat seperti gadis SMA. Yach, wajarlah sebagai anak muda,hehe.
Yupz, anak muda. Dialah yang tinggal di kamar itu, dengan postur tubuh yang sangat jauh dari ideal alias gemuk, gendut, tapi tetap di imbangi dengan tinggi yang lumayan sekitar 170 Cm. Rambut agak keriting. agak bergelombang, agak lurus. Hmm..susah untuk mendeskripsikan, so complicated, agak-agak gitu dech, eitz gak gila yach,hehe. Sekarang duduk di bangku SMA Kelas 3 tepatnya di 3IPA1. Katanya sich kelas unggulan, unggulan ributnya, unggulan mainnya,hehe.
Oh hampir lupa, namanya Akhirzul Djadi dan itulah Aku. Aneh yach, katanya sih lahir pada bulan Dzulhijjah dan merupakan anak terakhir, mungkin memang direncanakan untuk tak punya adik, kasihan. Dan terciptalah nama itu. Terkadang teman-temanku sering mengejek dengan kalimat “akhirnya zul djadi juga”, kalau dipikir-pikir emang lucu sih,hahaha. Tapi syukuri apa yang telah diberikan kepada kita, nama adalah do’a.
Asyik bergelut di dunia mimpi tiba-tiba Aku dikagetkan dengan suara pintu diketok, “tok..tok..tok..,bangun zul! Gak sekolah yah?? Udah jam 8 nih”, suara Bunda dari luar kamar. Mendengar jam 8, seketika Aku terbangun tertatih-tatih ke WC dengan wajah yang lesu berubah menjadi panik, tanpa ada jeda langsung menyambar peralatan mandi.
“Kalau mandi seperti biasa, menyanyikan lagu Sheila On 7 satu album kayaknya bakalan terlambat ke Sekolah”, gumamku dalam hati. Akhirnya dengan segala pertimbangan, diputuskanlah dengan mandi express. Tapi tetap dengan lantunan lagu Sheila On 7. Kali ini dengan judul Pemuja Rahasia. “Kuawali hariku dengan mendoakanmu agar kau s’lalu sehat dan bahagia di sana. . .mungkin kau takkan pernah tahu betapa mudahnya kau tuk dicintai...nananana”, begitulah nada yang dikeluarkan. Pemuja Rahasia.
“Go to school”, kataku akan memulai hari sekolah. Dengan rambut setengah mohak dipadu dengan jabrik, dengan sedikit gel wax, membuat rambutnya berdiri keras. Jika ada cicak yang jatuh, langsung is dead,hehe.
“Aduh,.mana angkotnya nih? Udah hampir setengah delapan nih. Rese juga Bunda tadi bilangnya jam 8. Mungkin biar bisa cepat-cepat kali yah, thankz mom”, gumamku dalam hati sambil memperbaiki model rambut, memeriksa apa ada cicak yang mati,hehe.
Sementara menunggu, tiba-tiba sebuah motor berhenti tepat di hadapanku.
“Ayo, buruan naik”, ajak si pengendara yang tak lain adalah temanku sendiri, Munajat. Dengan segera Aku naik, dan seketika pula sokbreker naik turun drastis karena ditunjang dengan bodyku yang gemuk, untungnya Munajat tidak berat-berat amat. Kasihan motornya,hehe.
Oh iya, Aku sekolah di SMAN 1 Anggeraja dan merupakan sekolah unggulan, terletak di Jln. Poros Enrekang - Tana Toraja. Suasana sekolah tampak ramai sekali pagi itu. Banyak wajah-wajah baru. Cek per cek ternyata tahun itu adalah penerimaan siswa baru. Ratusan siswa yang lulus diwajibkan mengikuti MOS yang tiap tahun diadakan, kebetulan Aku adalah panitia MOS. Seluruh siswa baru t’lah berkumpul dalam ruangan yang telah dibagi tiap-tiap gugus.
Di secret OSIS, rapat telah berjalan dengan agenda peraturan-peraturan dalam MOS dan pembagian gugus. Rapat hampir selesai, tiba-tiba Aku muncul dengan nafas terengah-engah “udah selesai yah rapatnya? Sorry yah Aku terlambat, abisnya telat bangun”, masih dengan nafas yang tidak teratur. “Makanya kalau malam jangan begadang terus, nah gini deh jadinya. Dasar kalokkok (istilah untuk orang yang selalu telat bangun)”, tegur Gie yang merupakan ketua OSIS periode waktu itu, seraya memberikan selembar kertas dan kartu panpel, “nih,.kamu di gugus 3 bersama Dian Firdy”, tegasnya.
Seluruh panitia mulai bergerak memasuki masing-masing gugus. Jumlah gugus sebanyak 7 ruangan. Tiap gugus ditempati 2 panitia. Keadaan sekolah pada saat itu hening, tidak ada kegiatan selain di dalam ruangan. Halaman sekolah agak kotor, rumput telah meninggi, banyak daun yang berguguran. Dan di SMAN 1 Anggeraja dalam penyambutan siswa baru, selalu ditandai dengan sebatang pohon yang besar berdiri kokoh di tengah-tengah batu besar dengan baunya yang sangat khas. Dan inilah yang menjadi penanda bahwa ajaran baru siap dimulai.
bersambung. . .
bersambung. . .
Posting Komentar