Dangke, makanan khas Enrekang
Hari ini Lebaran Idul Adha, senangnya kumpul bareng keluarga. Dan yang pastinya banyak makanan,hehe.
Menu makanan sangat banyak, pokoknya segala rupa,hehe. Ada Nasu Cemba, Pulu’ Mandoti, Ayam Kecap, Kambing Guling, macam-macam sate, dan tak tertinggal si Sapi, kayak prasmanan ajah,hehe.

Sekilas semua itu sudah biasa, mungkin di tempat lain juga banyak. Tapi tunggu, ada menu makanan khas di Enrekang, putih, berbentuk kerucut, apakah itu?
Yach, Dangke. Dangke merupakan makanan khas dari Enrekang terbuat dari Susu Kerbau atau Sapi Perah yang difermentasikan tanpa bahan pengawet. Dangke ini mirip seperti tahu dan terasa lembut ketika dikonsumsi. Bagi pecintanya, rasa Dangke dinilai gurih seperti keju dan kenyal seperti tahu.
Masyarakat Enrekang biasanya membuat Dangke untuk dikonsumsi sendiri ataupun dijual kembali kepada para pemesan. Untuk membuat Dangke tidaklah mudah. Dalam proses pembuatan makanan ini, harus menyiapkan susu kerbau atau susu sapi perah yang berkualitas bagus terlebih dahulu. Kualitas susu dapat mempengaruhi kualitas rasa dari Dangke. Setelah itu, barulah susu perahan dimasak hingga mendidih. Untuk memadatkan rebusan susu kerbau itu,ditambahkan sedikit getah dari buah pepaya muda. Getah dari buah papaya mengandung enzim papain. Enzim papain itulah yang dapat memisahkan air dan protein dalam susu kerbau atau susu sapi perah. Setelah susu itu terlihat menggumpal, pemberian enzim papain dihentikan. Jika terlalu banyak campuran enzim papain dalam rebusan susu, rasa Dangke menjadi pahit. Setelah campuran susu matang dan terlihat padat, barulah rebusan itu disaring. Untuk membuat Dangke, hanya dibutuhkan kandungan protein yang dalam susu. Sementara kandungan airnya dibuang. Setelah disaring, barulah campuran susu itu dimasukkan ke dalam cetakan khusus kemudian didinginkan.
Di Enrekang, terdapat beragam bentuk dan ukuran Dangke sesuai selera dari pembuat Dangke itu sendiri. Umumnya, cetakan Dangke terbuat dari tempurung kelapa yang telah dibersihkan dan dibelah hingga berbentuk setengah lingkaran. Sementara untuk penyajiannya, Dangke dapat langsung dikonsumsi setelah matang atau diolah terlebih dahulu menjadi Dangke Goreng serta Dangke Panggang. Lain halnya dengan kebiasaan masyarakat di Enrekang. Biasanya dikonsumsi bersama dengan Pulu Mandoti, beras ketan yang telah dimasak seperti nasi putih.
Tertarik untuk mencoba cita rasa Dangke? Anda dapat memperolehnya di beberapa kedai makanan di kabupaten Enrekang. Karena citarasa Dangke lambat laun peminatnya semakin bertambah, kini makanan khas Enrekang ini mulai merambah ke daerah2 lain seperti Rappang dan bahkan ke Makassar.
Bukan hanya itu yang membuat Dangke terkenal, tetapi juga pernah meraih MURI dalam acara makan, dimana Pemkab telah mematok sepuluh ribu orang akan makan dangke dan Pulu' Mandoti.
Bahkan makanan khas Enrekang ini merupakan makanan wajib para Turis jika berkunjung. Contohnya wisatawan Jerman Mrs Britta bersama suaminya. Kegemaran rasa dangke Enrekang dikalangan para turis terbiasa ketika disajikan dalam keadaan segar berbentuk unik dan tanpa pengawet buatan. Oleh karenanya rasa alami dikandung dari kesegaran susu sapi atau kerbau menjadi khas dan digemari para wisman.
Untuk itu, pasangan suami istri asal Jerman itu lebih menyukai dangke Enrekang daripada Keseek (makanan serupa asal Jerman) yang sudah dalam kemasan berbahan pengawet. Bagi warga Jerman yang hidup diperkotaan, produksi Keseek peternak pedesaan lebih digemari dibandingkan peternakan besar atau industri. Sebagai makanan favorit setiap musim dingin, produksinya justru kekurangan, "Sebabnya saat itu selain langka juga cukup mahal harganya," katanya. Untuk sepotong dangke Enrekang berberat sama dengan Keseek Jerman harganya sangat terpaut jauh jika dirupiahkan setara Rp125 ribu perpotong. Di warung Enrekang diatas pesanan panas dangke dihargai Rp15 ribu setiap porsi untuk dinikmati 2 orang itupun cukup mengeyangkan.
Tak hanya itu, justru gizinya diakui setara dengan 2 liter susu segar.
Tertarik untuk mencobanya?? Silahkan datang ke Enrekang, jangan lupa singgah di rumah yach,hehe.
Haaa,.kenyangnya.hehehe
Category:

+ komentar + 6 komentar

23 Februari 2012 pukul 03.04

enaknya dangke..
nda bisa kulupakan rasanya itu dangke :)
thanks for sharing..
dmn rumah ta' ka??
spa tau bs silaturahmi kpn" klo ke enrekang ka' lg :D

Terimakasih "Lanasiously" atas Komentarnya di Dangke, makanan khas Enrekang
14 Maret 2012 pukul 21.02

wah enak mentong mkanan2nya enrekang khususnya dangke,.
nice share,

Terimakasih corro atas Komentarnya di Dangke, makanan khas Enrekang
15 Maret 2012 pukul 22.20

Lanasiously: iya donk pastinya,.wah orang manado ya??emang ada keluarga di enrekang??
rumah saya di jalan poros toraja-enrekang kok, gampang nyarinya,.

15 Maret 2012 pukul 22.21

corro: dangke is the best,.
makasih dah berkunjung

Anonim
9 Juni 2013 pukul 11.25

maaf sebelumnya saya mau tanya, apa dzhoelokers punya jurnal tentang penelitian dangke? baik itu tentang kandungan gizinya, manfaatnya tau yang berhubungan dengan dangke. kalo mas/bapak punya, bolehkah saya minta? untuk referenis skripsi saya.. jika boleh saya sangat berterima kasih. ini alam email saya umm_tya@Yahoo.com
terima kasih sebelumnya

Terimakasih Anonim atas Komentarnya di Dangke, makanan khas Enrekang
6 Mei 2015 pukul 13.49

ga pernah rasain nih

Paket Wisata Lombok
Mutiara Lombok

Terimakasih Unknown atas Komentarnya di Dangke, makanan khas Enrekang

Posting Komentar

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( :-p =))